Di tengah gejolak pasar modal Indonesia, reksa dana terus menunjukkan daya tariknya bagi para investor. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah investor dan nilai dana kelolaan atau asset under management (AUM) yang tetap bertumbuh meski diterpa ketidakpastian global.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Oktober 2024, jumlah investor reksa dana mencapai 13,53 juta Single Investor Identification (SID), naik 2,89% dari bulan sebelumnya dan 18,48% secara year-to-date (YTD). Pada akhir 2023, jumlah investor baru mencapai 11,41 juta SID.
Sementara itu, AUM gabungan reksa dana dan kontrak pengelolaan dana (KPD) tercatat sebesar Rp812,89 triliun.
Menurut Sander Parawira, CEO PT Inovasi Finansial Teknologi (Makmur), prospek industri reksa dana tetap cerah di 2025 meski ketidakpastian global terus berlanjut. Beberapa faktor yang memengaruhi adalah pertumbuhan ekonomi dunia, perubahan kebijakan akibat pergantian kepemimpinan di berbagai negara, hingga konflik geopolitik yang masih berkepanjangan.
“Ketidakpastian ini mendorong investor untuk mencari instrumen investasi yang lebih aman dan stabil, salah satunya reksa dana. Dengan adanya manajer investasi yang mengelola portofolio secara profesional, reksa dana menjadi pilihan yang lebih menarik,” ujar Sander.
Peran manajer investasi dalam memastikan kinerja optimal reksa dana menjadi nilai tambah yang membuat instrumen ini diminati. Stabilitas dan pengelolaan yang strategis menjadi alasan utama banyak investor memilih reksa dana di tengah situasi pasar yang dinamis.
Dengan tren positif ini, reksa dana diharapkan terus menjadi salah satu pilar penting dalam investasi di Indonesia, memberikan peluang bagi para investor untuk tetap bertahan dan tumbuh di tengah tantangan ekonomi global.
Demikian informasi seputar alasan reksa dana jadi pilihan investasi 2025. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Grupieluv.Com.