Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo) meminta agar kalangan pelaku usaha dilibatkan dalam proses penyusunan regulasi terkait wacana pengenaan bea keluar batu bara atau (BK) terhadap batu bara. Mereka khawatir kebijakan tersebut dapat mengganggu daya saing industri dan merugikan sektor energi nasional.
Wakil Ketua Umum Aspebindo, Fathul Nugroho menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha dalam merumuskan kebijakan ini. Hal tersbeut bertujuan agar penerapan bea keluar batu bara dilakukan secara proporsional, tidak menambah beban biaya bagi pelaku usaha, serta mendukung agenda hilirisasi dan swasembada energi nasional.
Pemerintah Siap Pengenaan Bea Keluar Batu Bara, Pengusaha Minta Diskusi Lebih Lanjut
Fathul juga menyatakan bahwa meskipun pihaknya memahami kebutuhan negara untuk meningkatkan penerimaan, implementasi kebijakan tersebut harus dilakukan secara bertahap.
Mengingat saat ini sektor pertambangan sedang menghadapi penurunan harga dan permintaan batu bara di pasar internasional, khususnya dari China dan India, yang berkurang hingga 15% dan 7%, masing-masing.
Sementara itu, Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung menilai bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengenakan bea keluar batu bara. Ia menyatakan bahwa pengenaan bea keluar dapat memberikan dampak negatif terhadap ekspor dan kinerja industri batu bara Indonesia yang saat ini masih mengalami tekanan.
Meskipun begitu, usulan pengenaan bea keluar batu bara tetap ada. Hal tersebut tercantum dalam laporan Panitia Kerja (Panja) Penerimaan yang menyarankan perluasan basis penerimaan negara, salah satunya dengan mengenakan tarif BK terhadap batu bara dan emas mulai 2026.
Pemerintah dan parlemen masih akan mengkaji pengaturan teknis kebijakan ini lebih lanjut. Penerapan bea keluar pada batu bara tentunya perlu perhatian khusus agar tidak mengganggu pasar global dan merugikan sektor pertambangan dalam negeri yang menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia.
Demikian informasi seputar bea keluar batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Grupieluv.Com.