Kegiatan dan event wisata memang mulai marak diselenggarakan akhir-akhir ini di berbagai destinasi wisata potensial di Bali. Salah satu tujuan diadakannya event wisata ini adalah untuk memperpanjang masa tinggal wisatawan di Bali dan efek selanjutnya adalah okupansi hotel dikawasan tersebut akan naik.
Senada dengan Managing Director Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua I Wayan Karioka yang memberikan penjelasan bahwa event pariwisata tersebut sasarannya untuk meningkatkan lama tinggal atau length of stay dan okupansi atau tingkat hunian kamar hotel, “Itulah fungsinya event-event maupun hiburan yang pengelola kawasan hadiahkan untuk wisatawan,” ujarnya Wayan.
Namun setiap menghadirkan event yang skala priortitasnya adalah internasional haruslah event tersebut memiliki keunikan dan selalu inovatif. Selain itu untuk menghadirkan event berkualitas dan inovatid bukanlah perkara mudah, ide dan gagasan harus bisa dituangkan secara matang. Disinilah peran aktif semua pihak sangat dibutuhkan agar event tersebut bisa terlaksana dan sesuai rencana.
Saat ini terbukti bahwa event-event pariwisata memiliki kontirbusi baik terhadap okupansi hotel-hotel di kawasan Nusa Dua terpantau mulai merangkak rata-rata 75 persen hingga 80an persen. “Okupansi sudah mulai naik. Kalau dulu Desember 2017 okupansi kita turun sampai single digit karena ketidakpastian dari isu Gunung Agung. Tapi karena event-event ini dari Januari 2018 merangkak, Februari, Maret,” bebernya.
Bukan hanya itu pengelola tempat wisata yang juga merupakan Marketing Communication & Event Secret Garden Village, Sulistyawati menyatakan promosi pariwisata dengan mengemas suatu event akan menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Sebagai pengelola kawasan wisata di Bali sekarang ini dituntut untuk semakin berinovasi agar mampu bersaing dengan destinasi wisata lainnya di luar Bali.
Hal ini harusnya menjadi salah satu trobosan menarik dan bagus untuk semakin memajukan potensi wisata dan juga industry sektor pariwisata di dalamnya. Inilah yang membuat investor merasa bahwa bisnisnya mampu berkembang melihat hal positif semacam ini.
Kedepannya diharapakan bukan hanya di Bali saja melainkan program semacam ini bisa dicontoh untuk pengembangan pariwisata dan industri pariwisata di daerah potensi pariwisata Bali Baru di Indonesia.