PLTA Kayan di proyeksikan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional di Tanah Kuning.
PT Kayan Hidro Energi (PT KHE) akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sungai Kayan Kalimantan Utara (Kaltara) pada akhir tahun ini dengan kapasitas sebesar 6.000 megawatt.
Saat ini PT KHE tengah mengurus izin pengerukan sungai dan Galian C guna memudahkan untuk mengangkut material pra konstruksi di Kecamatan Peso, Bulungan.
Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie juga telah meminta kepada pihak terkait untuk mempercepat proses perizinan yang diajukan oleh PT KHE.
PLTA Kayan dapat dorong pertumbuhan ekonomi
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, agar perekonomian di Kalimantan dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan insfratruktur yang tepat sasaran.
Dia menilai, pembangunan mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air di Sungai Kayan Mentarang, tidak hanya ditujukan untuk menjaga pasokan listrik agar tetap aman, namun juga menggerakkan roda ekonomi di Kalimantan Utara.
Bambang menyebut, Kawasan Industri di Kalimantan Utara tidak bisa mengakomodir keberadaan industri alumunium jika tidak dukung dengan PLTA dengan kapasitas yang besar.
Bambang menambahkan, upaya Kalimantan untuk melangkah maju dalam 5 tahun ke depan merupakan investasi. Karena di masa mendatang akan ada pusat industri dan Kawasan Ekonomi Khusus.
“Kalau Tanah Kuning diusulkan menjadi pabrik skala besar alumunium, maka listrik, jalan, fasilitas Kawasan Industri harus tersedia,” pungkas Bambang (27/8/2019) seperti dikutip dari Bisnis.com.
Sebagai informasi, pembangunan PLTA Kayan akan diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) di Tanah Kuning.
Selanjutnya, listrik yang dihasilkan oleh PLTA Kayan juga akan dipergunakan untuk mengaliri listrik di ibu kota baru di sebagian daerah Penajem Paser dan Kutai Kartanegara.
Pembangunan PLTA di Sungai Kayan ini diperkiran akan menghabiskan dana yang sangat fantastis. Setiap unit pembangkit listrik tenaga air yang dibangun memiliki nilai investasi yang beragam dengan rentang biaya pembangunan sekitar 2,3 hingga 2,7 juta dolar Amerika Serikat (AS) per megawatt.
“(investasinya) 2,3-2,7 juta dolar AS per MW. Kenapa tinggi? Karena akses ke lokasi butuh ekstra, termasuk jadi cost tersebut,” Kata Direktur Operasional PT KHE Khaerony di Jakarta, Rabu (21/8/2019) seperti dikutip dari detik.com.
Total daya yang dihasilkan oleh PLTA Kayan ini sebesar 9.000 MW. Ini artinya pembangunan proyek ini akan menelan dana sekitar 20,7 miiar dolar AS hingga 24,3 miliar dolar AS.
Jika dirupiahkan, pembangunan PLTA Kayan akan menghabiskan biaya sebesar Rp 289,8 triliun hingga Rp 340,2 triliun mengacu kurs Rp 14.000 per dolar AS.