Home » Target Investasi Indonesia: Era Prabowo Jadi Rp11 Ribu Triliun

Target Investasi Indonesia: Era Prabowo Jadi Rp11 Ribu Triliun

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menetapkan target ambisius dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Menteri Investasi, Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa target investasi Indonesia dalam periode 2025-2029 dipatok pada kisaran Rp11.674 triliun hingga Rp11.855,5 triliun.

Target itu mencakup investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Rosan memaparkan bahwa pada tahun 2025, target investasi Indonesia diharapkan mencapai Rp1.905 triliun. Angka ini akan terus meningkat secara bertahap, dengan proyeksi mencapai Rp2.793,3 triliun pada tahun 2029. Total akumulasi investasi selama lima tahun tersebut diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat ekonomi Indonesia di masa depan.

Namun, target investasi ini tidak lepas dari tantangan. Pagu anggaran Kementerian Investasi/BKPM untuk tahun 2025 ditetapkan hanya sebesar Rp681,88 miliar, jauh di bawah usulan kebutuhan anggaran sebesar Rp1,57 triliun. Anggaran yang terbatas ini dapat menjadi hambatan dalam mencapai target ambisius yang telah ditetapkan.

Rosan menekankan pentingnya dukungan pendanaan yang memadai untuk berbagai kegiatan, termasuk perencanaan, hilirisasi, pengembangan, promosi, dan pelayanan investasi. Tanpa dukungan tersebut, target investasi Rp1.905 triliun pada tahun 2025 akan sulit dicapai, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi penciptaan lapangan kerja dan kualitas pelayanan kepada pelaku usaha.

Selain itu, situasi geopolitik dan ekonomi global yang tengah bergejolak juga menjadi tantangan tambahan bagi realisasi target investasi Indonesia. Rosan menyatakan bahwa pemerintah akan fokus pada investasi di sektor-sektor prioritas seperti ketahanan pangan, ketahanan energi berkelanjutan, green investment, infrastruktur konektivitas, transisi energi, dan hilirisasi.

Salah satu langkah strategis yang akan ditempuh adalah peningkatan pelayanan melalui Online Single Submission (OSS) untuk mempermudah proses berusaha di Indonesia. Rosan juga menekankan perlunya alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) non-fisik yang digunakan oleh dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu di daerah untuk mendukung realisasi penanaman modal.

Dengan segala tantangan yang dihadapi, pemerintah tetap optimis bahwa target investasi Indonesia dapat tercapai dengan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan penuh dari para pelaku usaha dan investor.

Demikian informasi seputar perkembangan target investasi Indonesia di era kepemimpinan Prabowo Subianto nantinya. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Grupieluv.Com.