Konstruksi PLTA Kayan di Kaltara masih belum bisa dilakukan. Saat ini masih menunggu izin penerbitan bendungan dari Komisi Bendungan.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air Sungai Kayan (PLTA Kayan), Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), rencananya dimulai dalam waktu dekat. Informasi ini diungkapkan langsung oleh Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie. Ia mengatakan, PLTA yang digadang jadi PLTA terbesar di Indonesia ini rencananya dimulai awal tahun depan.
PT KHE Masih Persiapkan Bahan Material Pembangunan PLTA Kayan
Pembangunan PLTA Kayan nantinya akan dipimpin oleh PT Kayan Hydro Energy (PT KHE). Dilansir dari korankaltara.com, saat ini PT KHE sedang mempersiapkan bahan-bahan material pembangunan yang dibutuhkan. Informasi yang didapat oleh Pemda menyebutkan, PT KHE saat ini sedang melakukan proses pengiriman material dari China.
“Hasil komunikasi terakhir kita dengan PT Kayan Hydro Energy, saat ini sudah proses pengapalan bahan-bahan material dari China untuk konstruksi di sana (Kecamatan Peso). Kalau pengapalan dari China lewat Jawa, katanya 45 hari. Kalau langsung mungkin 17 hari dari China langsung ke Tarakan,” kata Irianto.
Persiapan yang matang memang memakan waktu yang panjang. Terlebih lagi PLTA Kayan akan jadi PLTA terbesar yang dimiliki Indonesia. Bahkan digadang jadi yang terbesar di Asia. PLTA Kayan diproyeksi mampu menghasilkan listrik sebesar 9.000 MW.
Terkait rencana pembangunan konstruksi, Irianto mengatakan akan dimulai pada bulan Februari 2020 mendatang. Pembangunan tersebut meliputi berbagai elemen, khususnya pembangunan kantor, asrama pekerja, termasuk untuk perumahan bagi para karyawan.
“Kalau untuk bendungannya mungkin bertahap, yang (juga) dimulai tahun depan,” kata Irianto.
Saat ini, yang masih jadi kendala adalah surat rekomendasi dari Komisi Bendungan. Keterangan ini juga diungkapkan oleh Gubernur Kaltara. Meski pembangunan PLTA Kayan sudah melalui kajian dan proses yang panjang, rekomendasi dari Komisi Bendungan belum diterima PT KHE.
Komisi Bendungan masih mempelajari rencana pembangunan PLTA Kayan secara menyeluruh. Namun secara umum, tahapan yang harus dilalui PT KHE sudah selesai, tinggal menunggu penerbitan rekomendasi tersebut.
“Izin bendungannya, rekomendasi dari Komisi Bendungan sampai hari ini belum terbit. Mereka masih pelajari ada ribuan gambar. Jadi yang diserahkan ke Komisi Bendungan ada sekitar 500-an lembar. Banyak sekali mereka buat detail. Mungkin pelaksanaan di lapangan akan ada penyesuaian dengan kondisi lokasi,” ujar Irianto.
Dalam pernyataannya, Irianto menegaskan, bahwa membangun bendungan PLTA tidak semudah membangun bangunan pada umumnya. Terlebih lagi bendungan yang dibangun memiliki skala yang cukup besar. Berbagai persiapan perlu dilakukan dengan teliti untuk meminimalisir risiko, terutama dari segi keamanan.
PLTA Kayan sendiri nanti akan ditopang dengan lima unit bendungan. Masing-masing bendungan memiliki kapasitas listrik yang berbeda. Dengan adanya lima unit bendungan, maka pembangunan PLTA Kayan dilakukan melalui lima tahap. Tahap pertama akan dimulai dari Bendungan Kayan 1, yang berkapasitas 9.00 MW.