Ekspansi BRICS ke Asia Tenggara (ASEAN) diperkirakan akan menghasilkan lonjakan investasi minyak sebesar USD100 miliar atau setara Rp1.600 triliun pada tahun 2028. Laporan dari Rystad Energy menyebutkan bahwa peningkatan ini terutama didorong oleh proyek-proyek minyak laut dalam yang dikembangkan di kawasan tersebut.
Aliansi ekonomi BRICS memiliki misi kuat untuk dedolarisasi pada tahun 2024, berusaha mengurangi ketergantungan pada dolar AS sebagai mata uang cadangan global.
Dipimpin oleh lima negara pendiri dan negara-negara anggota yang baru dilantik, BRICS menunjukkan ketertarikan besar untuk melepaskan diri dari dolar AS. Salah satu strategi utama yang diterapkan adalah melalui investasi minyak, dianggap sebagai sektor kunci untuk mengatasi sanksi-sanksi AS dan meningkatkan pendapatan.
Mengutip laporan dari Watcher Guru, aliansi ekonomi BRICS terus memperkuat posisinya sepanjang tahun lalu untuk melepaskan diri dari dolar AS. Blok ini secara khusus menegaskan keinginan dan kemampuannya untuk membangun dunia multipolar yang lebih seimbang. Selama beberapa bulan terakhir, BRICS secara konsisten mencari cara baru untuk meningkatkan relevansi dan dominasinya di kancah global.
Namun, meskipun ambisi dedolarisasi sangat jelas, negara-negara BRICS dan ASEAN masih menggunakan dolar AS untuk transaksi minyak. Bahkan, Arab Saudi yang menjadi salah satu distributor minyak terbesar yang juga anggota BRICS, secara aktif menggunakan dolar AS dalam perdagangan minyaknya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada keinginan kuat untuk meninggalkan dolar AS, manfaat ekonomi yang diperoleh dari penggunaan mata uang tersebut masih signifikan.
Aliansi BRICS berharap bahwa dengan memanfaatkan potensi besar di ASEAN, mereka dapat mendominasi industri minyak di luar pengaruh Arab Saudi. Investasi minyak di kawasan ini dipandang sebagai langkah strategis untuk mengukuhkan posisi BRICS di pasar energi global.
Dengan lonjakan investasi sebesar USD100 miliar, proyek-proyek minyak laut dalam di ASEAN diperkirakan akan menjadi pilar utama dalam strategi ini. Investasi besar ini tidak hanya akan memperkuat sektor energi di Asia Tenggara tetapi juga memberikan dorongan signifikan bagi perekonomian regional.
Pada akhirnya, dedolarisasi mungkin masih menjadi tantangan, tetapi dengan langkah-langkah strategis dan investasi besar, BRICS berupaya menciptakan tatanan ekonomi global yang lebih adil dan seimbang.
Demikian informasi seputar prediksi lonjakan investasi minyak. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Grupieluv.Com.