Pada hari Senin (13/11/23), Danareksa yang merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) di Indonesia, mengumumkan investasi air bersih senilai Rp3 triliun di Kota Bandung, Jawa Barat. Pendanaan ini berasal dari Indonesia Water Fund (IWF) yang melibatkan pemerintah daerah, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan Danareksa sebagai bagian dari Holding BUMN.
Direktur Utama Danareksa, Yadi Jaya Ruchandi menyampaikan bahwa sumber pendanaan IWF melibatkan pemerintah daerah dan PDAM setempat. Skema pendanaan ini diinisiasi oleh Kementerian BUMN melalui sinergi Holding BUMN Danareksa, yang terdiri dari Danareksa, Nindya Karya, Perum Jasa Tirta 1, dan Perum Jasa Tirta 2.
Pada tahap awal, IWF akan mengelola dana sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp15 triliun, yang akan digunakan untuk pemanfaatan air bersih masyarakat dan ke kawasan industri. Proyek investasi air bersih ini diharapkan dapat meningkatkan infrastruktur air bersih di berbagai daerah.
Proyek IWF akan dimulai dengan membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kota Bandung sebanyak 3.500 liter per detik. IWF akan berinvestasi di sisi hulu maupun sisi hilir, mulai dari transmisi hingga distribusi, dengan proyeksi investasi mencapai sebesar Rp3 triliun.
Kerja sama ini melibatkan Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta II dan Perumda Tirtawening. Tahun ini, Danareksa menargetkan penyaluran dana IWF senilai Rp1 triliun-Rp1,5 triliun. “Target kami tahun ini berdasarkan key performance indicator (KPI) sebesar Rp1 triliun sampai Rp1,5 triliun, di tahun depan kira-kira akan sama,” ujar Yadi soal investasi air bersih.
Selain di Bandung, Danareksa juga mempertimbangkan penyaluran IWF di wilayah lain, seperti di Malang, Jawa Timur, dengan mempertimbangkan tingkat kelayakan dan kemudahan kerja sama dengan pemerintah daerah dan PDAM setempat.
Danareksa juga memiliki rencana untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di aset waduk yang dimilikinya. Perum Jasa Tirta II mengelola waduk terbesar di Asia Tenggara dengan volume 3 miliar meter kubik. Pengembangan energi baru dan terbarukan menjadi fokus utama Jasa Tirta II. Yadi menjelaskan bahwa Danareksa akan melakukan klasterisasi program strategis yang melibatkan sektor energi baru dan terbarukan, serta pengembangan pariwisata berbasis sumber daya alam.
Selain investasi air bersih, dalam sektor energi terbarukan, Danareksa akan mengembangkan PLTS sistem terapung di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat, sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan fungsi waduk. “PLTS terapung potensinya sangat besar karena sudah ada peraturan yang tadinya pemanfaatan permukaan air hanya 5%, sekarang boleh 20%. Sehingga, potensi pembangkit listrik dari solar panel sangat besar,” tambahnya.
Melalui optimalisasi waduk, Danareksa juga akan berkontribusi dalam mengembangkan energi baru terbarukan di Indonesia. Pada tahun 2019, Jasa Tirta II menjajaki kerjasama dengan International Company For Water And Power Projects (ACWA Power), perusahaan asal Dubai, Uni Emirat Arab, yang memiliki pengalaman dalam pengembangan proyek pembangkit listrik dan air bersih, termasuk energi terbarukan melalui solar PV yang terpasang di atas permukaan air.
Demikian informasi seputar investasi air bersih. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Grupieluv.com.