Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan aksi pembakaran baju bekas impor senilai Rp10 miliar di Sidoarjo, Jawa Timur, sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap Gerakan Nasional Non-Tarif Barier (GNNTB) atau Gerakan Indonesia Bersih, Bebas Sampah Plastik. GNNTB bertujuan untuk mengurangi sampah plastik, meningkatkan kualitas produk dalam negeri, dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut Mendag, baju bekas hasil impor yang dibakar tersebut tidak memenuhi standar kualitas, keamanan, dan kesehatan (K3) yang ditetapkan pemerintah. Baju bekas impor tersebut memiliki kandungan bahan kimia yang berbahaya dan tidak terjamin kebersihannya, sehingga dapat membahayakan kesehatan konsumen. Pembakaran baju impor merupakan salah satu cara untuk memberikan efek jera pada pelaku usaha yang masih memasukkan produk luar negeri yang tidak memenuhi standar K3.
Pembakaran Baju Bekas Impor: Upaya Pemerintah Lindungi Konsumen dari Produk Berbahaya
Pemerintah juga akan mengambil langkah-langkah lain untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian impor produk yang masuk ke Indonesia. Salah satunya adalah meningkatkan koordinasi antar instansi terkait, seperti Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), untuk mengawasi produk impor yang masuk ke Indonesia. Pemerintah juga akan meningkatkan pengawasan di pelabuhan-pelabuhan dan bandara-bandara untuk mencegah masuknya produk impor ilegal yang tidak memenuhi standar K3.
Pembakaran baju bekas impor senilai Rp10 miliar ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku usaha yang masih memasukkan produk impor yang tidak memenuhi standar K3, serta mendorong pengembangan industri tekstil dalam negeri. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas produk dalam negeri dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui GNNTB.
Meskipun aksi pembakaran ini menimbulkan kontroversi, dengan beberapa pihak menyatakan bahwa cara ini tidak efektif dalam menyelesaikan permasalahan impor ilegal yang tidak memenuhi standar K3, tetapi pemerintah tetap berkomitmen untuk melindungi konsumen dari produk impor yang berbahaya dan mendorong pengembangan industri dalam negeri. Diharapkan dengan adanya aksi ini, pelaku usaha akan lebih memperhatikan standar kualitas, keamanan, dan kesehatan produk baju bekas impor yang akan mereka pasarkan di Indonesia.