Wakil Menteri Investasi atau Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, sektor hilirisasi pertambangan Indonesia mencatatkan realisasi investasi sektor hilirisasi yang luar biasa, yaitu mencapai Rp407,8 triliun.
Sektor mineral, terutama nikel menjadi penyumbang terbesar dari investasi sektor hilirisasi tersebut, dengan angka yang mencapai Rp153,2 triliun.
Dalam acara CNBC Indonesia Mining Forum yang digelar pada Selasa (18/3), Todotua menjelaskan bahwa selain nikel, sektor lainnya seperti tembaga dan bauksit juga berperan penting dalam kontribusi investasi hilirisasi Indonesia.
Namun, ia menegaskan bahwa sektor hilirisasi tidak hanya terbatas pada pertambangan, melainkan juga akan merambah ke komoditas lainnya, seperti kehutanan, pertanian, CPO, hingga minyak dan gas bumi (migas).
“Ini salah satu potensi resources besar di dunia,” kata Todotua, menggambarkan besarnya peluang yang dimiliki Indonesia dalam mengembangkan sektor hilirisasi.
Pemerintah berencana untuk mendorong investasi sektor hilirisasi dan downstream agar produk-produk yang dihasilkan dapat memasuki industri yang lebih luas, mencakup karbon steel, baterai sel, dan berbagai sektor seperti mineral, batu bara, minyak bumi, gas bumi, kehutanan, serta sektor teknologi informasi (IT).
Dengan berbagai potensi yang dimiliki Indonesia, sektor hilirisasi diprediksi akan terus berkembang pesat dan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian negara.
Pemerintah pun optimis bahwa hilirisasi akan semakin mendorong ketergantungan pada komoditas bahan mentah, seiring dengan berkembangnya industri yang lebih ramah lingkungan dan berdaya saing global.
Demikian informasi seputar perkembangan investasi sektor hilirisasi. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Grupieluv.Com.