Home ยป PETA Investasi Nasional: Kenapa Maluku Masih Jadi Titik Terlemah Meski Kekayaan Melimpah?

PETA Investasi Nasional: Kenapa Maluku Masih Jadi Titik Terlemah Meski Kekayaan Melimpah?

Di tengah kebanggaan atas capaian investasi Indonesia yang menembus angka Rp 491,4 triliun hingga September 2025, Maluku menjadi sorotan dengan kontribusi investasi yang sangat kecil. Dengan total investasi hanya Rp 167,8 miliar, atau kurang dari satu persen dari investasi nasional, Maluku kembali berada di posisi terlemah dalam PETA Investasi Nasional.

Maluku dalam PETA Investasi Nasional: Tantangan dan Peluang

Meskipun Indonesia secara keseluruhan mencatatkan hasil positif dengan peningkatan hampir 14 persen dibandingkan tahun lalu, Maluku justru tertinggal jauh. Hal ini menjadi ironi, mengingat provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti kekayaan laut, kelapa, dan rempah-rempah.

Namun, kekayaan tersebut belum mampu menarik investor secara signifikan. Angka investasi Maluku dalam empat tahun terakhir stagnan, hanya mencatatkan Rp 0,7 triliun, atau hanya 0,05 persen dari total investasi nasional.

Perbandingan dengan provinsi tetangga seperti Maluku Utara sangat mencolok. Maluku Utara, yang juga memiliki sumber daya alam serupa, telah berhasil menarik investasi hingga Rp 17,3 triliun, menunjukkan perbedaan seratus kali lipat.

Situasi itu menggambarkan jurang pembangunan yang semakin lebar di kawasan timur Indonesia, meski hanya dipisahkan oleh laut. Beberapa faktor yang menghambat arus investasi di Maluku antara lain biaya logistik yang tinggi, keterbatasan infrastruktur dasar, dan tata kelola yang belum optimal.

Sebagai provinsi kepulauan, distribusi barang dan bahan baku memerlukan biaya besar, ditambah dengan pelabuhan yang belum modern dan konektivitas antar pulau yang terbatas. Selain itu, perizinan yang lambat dan koordinasi antar lembaga yang kurang efektif seringkali membuat minat investor menguap.

Namun, potensi Maluku tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan fokus pada hilirisasi sektor perikanan dan diversifikasi produk kelapa, Maluku memiliki peluang besar untuk memanfaatkan sumber daya alamnya secara maksimal.

Pemerintah pusat juga perlu memberikan perhatian lebih kepada Maluku, misalnya dengan memberikan insentif fiskal atau membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbasis maritim.

Meskipun saat ini Maluku menjadi titik terlemah dalam PETA Investasi Nasional, dengan perbaikan dalam infrastruktur, tata kelola, dan regulasi yang lebih ramah investasi, provinsi ini memiliki potensi besar untuk bangkit.

Keberanian untuk berbenah dan mengelola sumber daya secara lebih efektif akan membuka jalan bagi Maluku untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi maritim di Indonesia.

Demikian informasi seputar analisa PETA Investasi Nasional. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Grupieluv.Com.