Indonesia telah mengukuhkan langkah maju dalam bidang hilirisasi produk perikanan dengan peluncuran susu ikan pertama di negeri ini. Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki memimpin acara Talkshow “Protein Talk” yang juga merangkul peristiwa penting ini pada Selasa (15/08). Susu ikan ini dihasilkan melalui kerjasama antara Koperasi Nelayan Mina Bahari dari Indramayu dan PT Berikan Teknologi Indonesia.
Dalam upaya mendukung program hilirisasi yang melibatkan pelaku koperasi dan UKM di sektor perikanan, Menteri Teten Masduki menjelaskan bahwa susu ikan ini adalah hasil kemitraan yang mampu menguasai rantai nilai dari hulu hingga hilir. Bahan baku ikan diperoleh dari pasar lokal, kemudian riset, penelitian, dan inovasi teknologi dilakukan oleh putra-putri Indonesia sendiri.
“Susu ikan ini adalah 100 persen produk asli Indonesia. Kita mampu menguasai seluruh tahapan produksi, dari hulu hingga hilir,” ungkap Menteri Teten Masduki dalam acara tersebut.
Tentunya, langkah ini adalah langkah penting dalam menghadapi tantangan global dan dalam memajukan ekonomi nasional. Dalam acara yang sama, Menteri Teten mendorong Kabupaten Indramayu untuk menjadi miniatur hilirisasi produk perikanan berbasis bahan baku lokal. Ia menambahkan bahwa Kabupaten Indramayu memiliki potensi besar dalam mengembangkan produk perikanan lainnya, seperti rumput laut berkualitas tinggi.
Susu ikan ini juga diharapkan bisa menjadi alternatif substitusi protein hewani yang sebelumnya didominasi oleh produk impor, seperti susu sapi atau kambing. Selanjutnya, Menteri Teten berharap agar upaya hilirisasi produk ikan ini dapat diimplementasikan di daerah-daerah lain. Contoh yang diambil adalah Norwegia, yang memiliki pendapatan terbesar dari budidaya ikan salmon.
CEO PT Berikan Teknologi Indonesia, Yogi Aribawa Krisna menjelaskan bahwa inisiatif produksi hidrolisat protein ikan telah dimulai sejak tahun 2016 dalam peringatan Hari Ikan Nasional. Proses desain engineering dimulai pada tahun 2020, diikuti dengan pembangunan pabrik dan instalasi mesin di Indramayu.
“Pabrik telah mencapai tahap stabil untuk produksi, setelah mendapatkan Sertifikat Kelayakan Produksi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kami bersama Koperasi Nelayan Mina Bahari telah meluncurkan Gerakan Merdeka Protein untuk memajukan produk ini,” kata Yogi Aribawa Krisna.
Dengan langkah peluncuran susu ikan ini, Indonesia telah menunjukkan kemampuan dalam mengolah sumber daya perikanan menjadi produk bernilai tinggi, serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemandirian pangan nasional. Semoga upaya hilirisasi ini menjadi model inspiratif bagi daerah lain dalam mengembangkan produk-produk berbasis bahan baku lokal dan mengoptimalkan nilai tambah ekonomi.