Ekspor Gula India Dibatasi Mulai Oktober: Pasar Pangan Global Goyang!

Pemerintah India dilaporkan berencana untuk melarang ekspor gula mulai Oktober karena musim kemarau telah mengurangi hasil panen tebu. Kebijakan ini dilakukan untuk memastikan pasokan gula dalam negeri terpenuhi dan juga untuk memproduksi etanol dari kelebihan tebu. Sumber dari pemerintah mengungkapkan bahwa fokus utama saat ini adalah memenuhi kebutuhan dalam negeri dan kuota ekspor kemungkinan akan dihapus.

Pembatasan ekspor gula ini berpotensi menyebabkan kenaikan harga gula global, termasuk harga acuan gula pasir di New York dan London yang sudah mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun. Dampak dari kenaikan harga gula ini juga bisa berkontribusi pada inflasi di pasar pangan global.

Sebelumnya, India telah memberikan kuota ekspor gula 6,1 juta ton selama musim berjalan hingga September, turun dari kuota ekspor musim sebelumnya yang mencapai 11,1 juta ton. Pada tahun 2016, India juga menerapkan pajak ekspor 20 persen pada gula untuk mengendalikan penjualan gula ke luar negeri.

Cuaca yang tidak menentu, terutama kurangnya hujan monsun di negara bagian Maharashtra dan Karnataka, dua penghasil tebu terbesar di India, telah berdampak negatif pada produksi gula. Produksi yang berkurang ini diperkirakan akan berlanjut pada musim 2023/24 dan bahkan dapat mempengaruhi penanaman pada musim 2024/25. Harga gula lokal juga telah melonjak, mengakibatkan pemerintah India memutuskan untuk mengizinkan pabrik gula menjual tambahan 200.000 ton gula pada bulan ini untuk mengatasi kekhawatiran akan inflasi pangan.

Dengan langkah ini, India berusaha menjaga pasokan gula dalam negeri dan mengantisipasi dampak negatif pada harga dan inflasi di pasar global. Meskipun kebijakan ekspor gula ini memberikan manfaat domestik, dampak globalnya tetap perlu dipantau dengan cermat.