Kenaikan Gaji Pekerja di Jepang Terabaikan Meskipun Inflasi Terus Meningkat

Para pekerja di Jepang ternyata juga mengalami masalah gaji stagnan. Seorang guru bahasa Inggris, Hideya Tokiyoshi adalah salah satu korban dari masalah ini. Setelah tidak menerima kenaikan gaji selama 30 tahun, ia memutuskan untuk berhenti bekerja dan mencari sumber pendapatan lain melalui penulisan buku.

Generasi pekerja di Jepang seringkali tak mendapatkan kenaikan gaji selama masa kerja mereka. Inflasi yang melambung membuat standar hidup masyarakat menurun, namun beberapa perusahaan masih belum memberikan kenaikan gaji yang memadai. Oleh karena itu, Perdana Menteri Jepang meminta perusahaan untuk memberikan kenaikan gaji yang melebihi inflasi.

Menurut laporan dari OECD, gaji rata-rata di Jepang telah meningkat dari $37,866 pada tahun 1991 menjadi $93,711 pada tahun 2021. Namun, gaji karyawan masih belum mengalami kenaikan yang signifikan dalam 30 tahun terakhir. Deflasi dan yen yang kuat membuat harga kebutuhan rendah dan inflasi harga konsumen stabil, namun juga mempengaruhi kenaikan gaji.

Walaupun demikian, ada juga beberapa perusahaan yang sudah menuruti perintah pemerintah untuk menaikkan gaji. Hal ini menunjukkan bahwa masalah gaji stagnan bukanlah hal yang tidak dapat diatasi. Namun, perusahaan harus mempertimbangkan faktor deflasi dan yen yang kuat sebagai alasan dalam menentukan kenaikan gaji pekerja di Jepang.

Dengan meninggalkan dunia kerja dan menjadi penulis buku, Hideya Tokiyoshi menunjukkan bahwa tidak selamanya kita harus terikat pada pekerjaan yang tidak memuaskan. Ada banyak pilihan lain untuk mencari sumber pendapatan, seperti menjadi entrepreneur atau menekuni hobi yang bisa diterapkan dalam bisnis. Kita harus membuka mata dan berpikir kreatif untuk mengatasi masalah gaji stagnan para pekerja di Jepang.