Menko Marves Luhut Binsar: Minyak Sawit akan Menjadi Solusi BBM Alternatif Indonesia

Indonesia sedang berupaya untuk mengandalkan minyak sawit sebagai bahan bakar minyak (BBM) alternatif pada tahun 2045. Hal tersebut merupakan salah satu dari lima pilar ekonomi hijau yang dicanangkan pemerintah Indonesia untuk menyetop impor bahan bakar fosil. Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa 2045 adalah tahun yang tepat untuk mengandalkan minyak sawit sebagai BBM alternatif.

Berdasarkan riset, Indonesia diprediksi akan mampu memproduksi sekitar 100 juta ton minyak sawit di tahun tersebut. 30% dari produksi tersebut akan digunakan untuk pangan, sedangkan sisanya akan digunakan untuk riset dan produksi etanol.

Selain minyak sawit, pemerintah juga sedang mengembangkan bahan bakar alternatif lainnya seperti dekarbonisasi sektor kelistrikan, transportasi rendah karbon, industri hijau, dan carbon sinks. Pemerintah juga telah menerapkan moratorium izin perkebunan kelapa sawit dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan menekan angka deforestasi akibat ekspansi kebun kelapa sawit.

Indonesia sebagai produsen CPO dan biodiesel terbesar di dunia sudah mengimplementasikan program mandatori penggunaan biodiesel berbasis CPO sejak 2008. Program ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi impor bahan bakar fosil, meningkatkan penggunaan energi terbarukan, dan mengurangi emisi dari penggunaan bahan bakar fosil. Luhut menyatakan bahwa Indonesia sudah membangun kolaborasi dengan Malaysia dalam hal ini dan sekitar 74% dari produksi minyak sawit akan berasal dari kedua negara tersebut.